Minggu, 13 November 2011

ANALISA KASUS


TUGAS PSIKOTERAPI

ANALISA KASUS
 GANGGUAN KECEMASAN  MENYELURUH  (GAD)

Logo UIN warna










DISUSUN OLEH

NANA
                                                            10761000078               


Dosen Pengampu: Anggia Kargenti EM, M.SI



JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
TH. 2011



ANALISA KASUS
Nama               : Yudi
Pekerjaan          : Pelajar
Umur               :14 Tahun

1.        Latar Belakang Masalah
Yudi menyukai hal yang berhubungan dengan seni terutama seni melukis. Tetapi ia sangat berbeda ketika diminta untuk mengerjakan soal-soal di depan kelas. Ia sering mengeluhkan beberapa kata yang menurut dia tidak ada maknanya. Ketakutan terhadap kemampuan membacanya menimbulkan masalah di sekolahnya, juga dengan temannya. Ia kadang merasa marah akan sesuatu dan sulit menenangkan diri, ia tampak khawatir terhadap segala hal, selalu cemas akan bencana yang akan menimpah dirinya ketika ia berinteraksi dengan orang lain terutama teman-teman di sekolahnya.
Jika ia gagal menciptakan sesuatu seperti yang ia harapkan, ia akan marah dan memukul ke segala arah dan membentur-benturkan kepalanya di tembok. Di rumah, keluarga Yudi sering melihat tingkah lakunya yang selalu menunjukkan kecemasan dan kekhawatiran mengenai suatu hal yg mengganggu tidurnya, ia selalu gelisah dan menyebabkannya jatuh sakit. Kecemasannya itu membuat dia selalu menolak membaca buku pelajaran dan selalu merasa takut untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain karena dia tahu tidak terlalu banyak kosakata  yang dikuasainya.

2.      Diagnosa Gangguan
Adapun Gejala-gejala yang tampak dari kasus diatas antara lain :
Ø  Sering marah
Ø  Sulit menenangkan diri
Ø  Emosional agresif
Ø  Gangguan tidur
Ø  Sering sakit kepala
Ø  Sering khawatir
Respon Klien :
  1. Menolak membaca buku
  2. Menolak untuk berinteraksi dengan orang lain
  3. Mengeluhkan kata yang dibaca yang menurutnya maknanya sangat sulit
  4. Sulit menenangkan diri
  5. Memukul kesegala arah dan membenturkan kepalanya ke tembok

Gejala gangguan psikologis pada kasus diatas didignosis dengan menggunakan  PPDGJ (Pedoman panduan diagnostic gangguan jiwa).
1.      Aksis I    : F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
2.      Aksis II   : F60.6 Ganngguan keperibadian cemas (menghindar)
3.      Aksis III :  Tidak ada
4.      Aksis  IV            :
a.      Masalah pendidikan : Punya masalah dengan kemampuan membaca
b.     Masalah dengan lingkungan social : cemas dan takut melakukan interaksi/ bersosialisasi dengan orang lain karena dia merasa memiliki sedikit menguasai kosa kata

Dari hasil diagnostic diatas, dapat diketahui bahwa klien mengalami gangguan kecemasan menyeluruh (GAD).

·         Gangguan Kecemasan Menyeluruh (GAD)
Individu yang menderita gangguan anxietas menyeluruh (GAD) ditandai oleh perasaan cemas, sering kali dengan hal-hal kecil. Ciri utama GAD adalah rasa cemas. Orang dengan GAD adalah pencemasan yang kronis. Mungkin mereka mencemaskan secara berlebihan keadaan hidup mereka, seperti keuangan, kesejahteraan anak-anak, dan hubungan sosial mereka. Menurut suatu study, 9 dari 10 orang dengan GAD melaporkan kecemasan yang berlebihan bahkan mengenai hal-hal kecil (Sanderson & Barlow, 1990).
Anak-anak dengan gangguan ini mencemaskan prestasi akademik, atletik, dan aspek sosial lain dari kehidupan sekolah. Ciri lain yang terkait adalah: merasa tegang, waswas, atau khawatir, mudah lelah, mempunyai kesulitan berkonsentrasi atau menemukan bahwa pikirannya menjadi kosong, iribilitas, ketegangan otot, dan adanya gangguan tidur, seperti sulit untuk tidur, dan tidur yang gelisah dan tidak memuaskan GAD cenderung merupakan suatu gangguan yang stabil, muncul pada pertengahan remaja sampai pertengahan umur 20-an tahun dan kemudian berlangsung sepanjang hidup. Gangguan ini muncul dua kali lebih banyak pada perempuan dibandingkan pada laki-laki (APA, 2000;USDHHS, 1999).
Meskipun GAD secara tipikal kurang intens dalam respons fisiologisnya dibandingkan dengan gangguan panik, distres emosional yang diasosiasikan dengan GAD cukup parah untuk mengganggu kehidupan orang sehari-hari. GAD sering ada bersama dengan gangguan lain seperti depresi atau gangguan kecemasan lainnya seperti agorafobia dan obsesif-kompulsif.

3.      Landasan Teori
1.      Pandangan Psikoanalisis. Teori psikoanlaisis berpendapat bahwa sumber kecemasan menyeluruh adalah konflik yang tidak disadari antara ego dan implus-implus id. Implus-implus tersebut, yang biasanya bersifat seksual atau agresif, berusaha untuk mengekspresikan diri, namun ego tidak membiarkannya karena tanpa disadari ia merasa takut terhadap hukuman yang akan diterima.
Karena sumber kecemasan tidak disadari, individu terkait mengalami kecemasan dan distres tanpa diketahui mengapa demikian. Sumber kecemasan yang sebenarnya – yaitu hasrat-hasrat yang berhubungan dengan implus-implus id yang ditekankan dan berjuang untuk mengekspresikan diri-selalu hadir.
Dengan kata lain, tidak ada cara untuk menghindari kecemasan; jika seseorang meninggalkan id ia tidak lagi hidup. Dengan demikian, orang tersebut hampir selalu mengalami kecemasan. Pasien penderita fobia mungkin dianggap lebih beruntung karena, menurut teori psikoanalisis, kecemasannya dialihkan keobjek atau situasi tertentu, yang menyeluruh tidak mengembangkan tipe pertahanan tersebut sehingga selalu merasa cemas.

2.      Pandangan Kognitif –Behavioral. Pemikiran utama teori kognitif-behavioral tentang GAD adalah gangguan tersebut disebabkan oleh proses-proses berpikir yang menyimpang. Orang-orang yang menderita GAD sering kali salah mempersepsi kejadian-kejadian biasa, seperti menyebrang jalan, sebagai hal yang mengancam, dan kognisi mereka terfokus pada antisipasi berbagai bencana pada masa mendatang (Beck dkk, 1987).

4.      Terapi yang digunakan untuk Gangguan Anxietas Menyeluruh
1.      Pendekatan Psikoanalisis, karena memandang gangguan anxietas menyeluruh berakar dari konflik-konflik yang ditekan, sebagian besar psikoanalisis bekerja untuk membantu pasien untuk menghadapi sumber-sumber konflik yang sebenarnya. Penanganannya memfokuskan pada konflik interpersonal dalam kehidupan masa lalu dan masa kini pasien dan mendorong cara yang lebih adaptif untuk berhubungan dengan orang lain pada saat ini Dengan menggunakan teknik Asosiasi bebas dan  transferensi.
2.      Pendekatan Behavioral
Ada banyak teknik yang bisa digunakan oleh terapis Behavor salah satunya dengan teknik Flooding,  Yaitu individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut/cemas dan yang dikondisikan sedemikan rupa dan memaksa individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri.



3.      Terapis kognitif-behavioral juga memakai kombinasi teknik untuk menangani gangguan kecemasan menyeluruh (GAD). Termasuk dalam teknik-teknik ini adalah pelatihan keterampilan self-relaxation; belajar untuk mengganti pikiran-pikiran intrusif dan mencemaskan dengan pikiran-pikiran yang adaptif, belajar keterampilan-keterampilan untuk dekatastrofisasi (menghindari kecenderungan untuk berpikir yang buruk). Dalam studi yang terkontrol, pendekatan kognitif-behavioral dalam menangani GAD telah menunjukkan manfaat yang lebih besar dibandingkan kondisi terkontrol lain atau terapi alternatif lain (Barlow, esler & Vitali, 1998; DeRubies & Crits-Cristoph, 1998; Ladouceur dkk, 2000)





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar